Pasar Kodok merupakan pasar pakaian bekas terbesar di Bali. Pasar ini berlokasi di Banjar Belodan, Kediri, Tabanan.
Dari awal berdiri hingga sekarang, pasar ini tak pernah sepi transaksi.
Darimana pedagang memperoleh pakanan bekas ini? Berikut laporan BisnisBali.
PARA pedagangnya pun meraup keuntungan dari berjualan pakaian bekas impor ini. Publikasi melalui pemberitaan media dan penyebaran dari mulut ke mulut membuat pasar ini makin dikenal banyak orang.
Di pasar ini terdapat berpuluh-puluh ribu jenis pakaian bekas impor yang didatangkan dari Singapura dan Jepang.
Menurut keterangan sejumlah pedagang di sana, keberadaan pasar ini dimulai sekitar 2001. Awalnya di
mulai oleh para pedagang asal Madura yang mencoba keuntungan di Bali. Karena ramai pengunjung, pasar ini pun makin berkembang hingga akhirnya saat ini terdapat lebih dari 200 pedagang yang tersebar rapi dalam deretan kios di suatu areal persawahan yang luas.
Saat ini persentasae pedagang pakaian bekas ini masih dikuasai orang Madura dan sisanya berasal dari warga lokal.
Pasar ini disebut pasar kodok karena berlokasi di areal persawahan, yang pada awalnya merupakan areal yang banyak sekali ditemukan kodok. Para pedagang mendapatkan pakaian bekas tersebut dari para importir pakaian bekas yang sebagian besar berasal dari wilayah Padang.
Biasanya para pedagang itu akan membeli dalam bal-bal (karung) pakaian bekas yang sudah disortir terlebih dulu dan dipisahkan sesuai jenis dan kualitasnya.
Harga per bal pakaian bekas itu sangat murah, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Dalam satu bal bisa diperoleh sekitar 1.000 pcs pakaian bekas untuk anak-anak ataupun dewasa. Kemudian para pedagang itu pun melanjutkan menjual pakaian-pakaian bekas ke masyarakat di areal pasar kodok ini.
Untuk menjaga kebersihannya, para pedagang langsung mencuci dan menyetrika pakaian bekas tersebut, tetapi tidak sedikit dari pedagang yang langsung menjualnya walau dalam keadaan lusuh.
Untuk itu, sebaiknya pembeli mencuci ulang pakaian-pakaian yang telah dibeli, karena kemungkinan bisa menimbulkan penyakit kulit bila dipakai langsung tanpa melalui proses pencucian dan penyetrikaan.
Menurut Wawan, seorang pedagang di sana, pakaian bekas yang sudah di-laundry tersebut bisa terjual dengan harga yang lebih tinggi. Menurutnya, pembeli akan lebih yakin dan tidak perlu takut terkena penyakit.
Pengunjung pasar kodok berasal dari berbagai kalangan, pangsa pasar terbesar pakaian bekas ini datang dari anak muda khususnya dari kalangan yang mengetahui merek-merek ternama dunia.
Selain sesuai dengan isi kantong anak-anak muda yang terbatas, kelebihan pakaian bekas impor ini terletak pada keaslian (orisinalitas) dan tidak ada kembarannya.
Jenis pakaian yang dijual di pasar kodok ini biasanya berjumlah terbatas atau malah hanya tersedia sebanyak 1 buah saja sehingga terkesan langka. Kesan langka inilah yang tidak bisa didapat jika kita membeli pakaian di mall atau supermarket yang rata-rata dibuat secara masal.
“Saya suka beli baju di sini karena bila beruntung kita bisa menemukan baju dari merek ternama dengan harga miring. Selain itu, baju di sini juga tidak ada kembarannya, asalkan mau mencari dengan sabar,” ujar Yeni pembeli dari Denpasar yang mengaku rutin tiap bulan sekali berburu pakaian ke pasar ini, Rabu (11/2) kemarin.
Tetapi umumnya anak-anak muda ini bersikap malu-malu kalau ketahuan membeli pakaian bekas. Sikap malu-malu tersebut datang dari pendapat sebagian besar masyarakat yang menilai pakaian-pakaian bekas adalah pakaian yang tidak steril karena tidak jelas asal-usulnya, juga berkesan kumuh karena dibeli di pasar kodok yang sudah dikenal sebagai pasar pakaian bekas.
Menurut keterangan Wawan, konsumen yang datang bukan hanya pemakai langsung, tetapi juga pedagang pakaian bekas dari luar Tabanan yang akan menjual kembali pakaian bekas ini.
Biasanya pengunjung sudah memadati pasar kodok sejak pukul 09.00, dan akan lebih padat pada hari libur, Sabtu atau Minggu. Pada hari-hari libur tersebut, mobil-mobil mewah akan berjejer di sepanjang areal persawahan menuju pasar kodok.
. Tips nya , jika ingin mengunjungi pasar kodok mungkin anda bisa datang agak sore sekitar 16.00 , karena kita mungkin bisa mendapatkan harga lebih murah.
Di pasar ini akan sangat mudah bagi pengunjung untuk mendapatkan merek-merek terkenal dengan hanya merogoh kocek Rp 35.000 sampai Rp 100.000 saja.
Semua harga tergantung dari merek pakaian dan bahannya. Kalau pada awal berdirinya dengan uang Rp 10.000 bisa membawa pulang satu stel celana dan baju, kini para pedagang di sana sudah melek merek, sebut saja merek Levis, Billabong, Rip Curl, Quicksilver, Wrangler, Puma, Nike, Polo, Christian Dior, Armani,Dkies dan puluhan merek lainnya, harganya pasti akan dikatrol.
Source : www.bisnisbali.com & berbagai sumber
No comments:
Post a Comment