Labels

Tuesday, January 28, 2014

Desa Pejaten

Desa Pejaten terletak di kecamatan Kediri, Tabanan dan juga dekat dengan objek wisata Tanah Lot . Dari Denpasar, dapat ditempuh dalam 45 menit perjalanan. Desa ini dikenal dengan gentengnya.Industri genteng Pejaten yang digeluti masyarakat Desa Pejaten, Kecamatan Kediri sejak turun temurun sejatinya memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata alternatif dan genteng khas desa Pejaten juga telah dikenal sampai masyarakat luar Bali.
Desa ini dekat dengan objek wisata lain seperti Pantai Yeh Gangga, Pantai Langudu dan Pura Puseh Desa Adat Bedha. Desa Pejaten ini diapit dua sungai dengan luar kira-kira 1,5 km persegi. Kesan desa ini adalah jauh dari peradaban dan teknologi modern. Namun, masyarakat disini telah menambang tanah liat merah (bahan dasar keramik) sejak awal berdirinya desa dan mereka bereksperimen sendiri dalam membuat Kerajinan Gerabah, sampai akhirnya persediaan tanah merah tersebut menipis pada tahun 80-an.
Tembikar tersebut tidak termasuk dalam masa lalu dari desa Bali tradisional, karena mereka anggap najis. Oleh karena itu mereka tinggal bersama dan tinggal di desa khusus, seperti Pejaten, di Kabupaten Tabanan. Orang-orang miskin, mereka hanya memiliki tanah yang mereka hidup dan tidak memiliki sawah. Setiap keluarga memiliki tembikar sendiri kecil. pot yang dibuat dengan tangan, pada roda-tangan lambat. Dibuat dalam api terbuka, ditutupi oleh jerami padi. Produk, kebanyakan memasak dan disimpan kapal, tetapi juga ware upacara untuk kuil-kuil mereka, dibawa ke pasar terdekat untuk dijual. Dengan diperkenalkannya plastik dan aluminium permintaan untuk penurunan pot keramik dengan cepat.

Bentuk Keramik 









Yang menarik dalam pembuatan genteng khas Desa Pejaten ini adalah tanah yang diolah berasal dari tanah sawah. Kemudian diproses dalam suatu tangki untuk melembutkan dan meliatkan. Selanjutkan dimasukan kedalam mesin untuk dibentuk tanah kotak persegi sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Lempengan ini yang siap dicetak atau dibentuk dengan mesin pencetak.
Lempengan yang telah dicetak itu dijejer dalam rak palet, satu cetakan satu tempat, kemudian dikeringkan selama 1 minggu. Proses terakhir adalah, cetakan yang sudah kering itu dimasukan dalam oven bersuhu 1400 derajat celcius selama 1 minggu tanpa henti sehingga tanah berubah warna dan menjadi kuat. Dalam satu rumah pembakaran dapat dimasukan +/- 6000 buah genteng.  Cara membakarnya pun masih menggunakan kayu, metode ini yang membuat genteng Pejaten menjadi khas.
Jenis genteng juga ada bermacam-macam, yang digemari adalah jenis Morano dan Plengkong. Harga genteng dijual dengan harga kurang lebih  Rp. 1.600 – Rp. 2.000,- per-buah. Saat ini melayani untuk konsumen daerah Jakarta, Bogor dan sekitar.
Anda juga dapat bergabung untuk perjalanan khusus dirancang untuk mempelajari lebih lanjut tentang kerajinan genteng dan melihat atap  khas dan barang dari desa Pejaten. Dekat desa Pejaten tersedia Bali Beach Bungalows jika Anda ingin menginap dan rumah makan yang murah dan halal yakni Rumah Makan Putih dengan menu special ayam bakar. Kedua tempat itu terletak di sekitar Pantai Yeh Gangga, sekitar 600 m dari Desa Pejaten.

Sumber : http://tabananeksotis.wordpress.com

No comments:

Post a Comment