Labels

Friday, February 14, 2014

Pantai Pasut

Pantai Pasut terletak di desa Tibubiu kecamatan Kediri kabupaten Tabanan. Sekitar 7 km dari pusat kota Tabanan. Apabila Anda dari bandara Ngurah Rai Anda akan menempuh sekitar 80 menit menggunakkan mobil. Dari bandara Ngurah Rai Anda melaju ke arah bypass Sunset Road lalu ke arah Kerobokan. Setelah dari Kerobokan Anda melaju ke arah Canggu. Dari Canggu Anda cukup mengikuti jalan menuju Tanah Lot. Sampai di desa Braban (Tanah lot) Anda menuju kecamatan Kerambitan. Setelah itu Anda tinggal mencari desa Tibubiu. Pantai ini berada di sebelah barat pantai Tibubiu. Selama perjalanan di desa Tibubiu Anda akan disuguhi oleh hamparan sawah luas yang akan melengkapi liburan merasakan hitamnya pasir di Pantai Pasut.
Pantai Pasut sangat dekat dengan objek wisata lain seperti pantai Tibubiu, Desa Kerambitan dan Pura Puseh Desa Adat Bedha. Jadi tidak akan rugi akan mengunjungi objek pantai ini karena Anda juga bisa mengunjungi objek wisata lain yang tidak kalah menariknya. Selain memiliki pasir yang hitam, pantai ini juga bersih. Banyak wisatawan lokal dan asing yang berlibur di pantai ini. Serta banyak pula wisatawan yang membuat moment yang tak terlupakan bagi mereka seperti membuat acara pra-wedding di pantai ini. Pantai Pasut dan pantai Tibubiu ( berada di sebelah timur Pantai Pasut ) adalah merupakan pantai yang memiliki pasir hitam yang tidak dimiliki pantai lain, pantai ini merupakan daya tarik khusus bagi warga lokal dan kecamatan Kerambitan.
Banyak juga pedagang yang berjualan di sekitar pantai ini, di sekitar pantai kita banyak menemukan pohon kelapa yang tinggi dan pohon-pohon lain. Suasana seperti ini membuat Anda akan terasa jauh dari kehidupan kota dan membuat Anda benar-benar merasakan refreshing. Pantai Pasut tidak bisa digunakan untuk berenang karena ombaknya cukup besar, biasanya wisatawan banyak yang mancing di pantai ini. Biasanya wisatawan menyewa perahu orang lokal dengan harga 150 ribu rupiah untuk memancing di tengah laut. Biasanya di hari minggu atau libur, pantai ini ramai dikunjungi oleh warga sekitar terutama anak muda. Mereka biasanya datang dengan teman-teman atau pacar mereka, menghabiskan waktu dengan ngumpul-ngumpul di pantai menikmati pasir hitam sambil menunggu sunset datang.
Di sekitar pantai juga tersedia bungalow yang bisa disewakan dengan harga 300 ribu rupiah per malam. Anda bisa merasakan keindahan dan pasir hitam di pantai ini smbil menunggu sunset datang. Tapi jika Anda ingin mencari hotel, kira-kira 1 km ke arah pantai Waka Gangga terdapat Waka Gangga Resort. Hotel bintang 4 ini akan menyediakan tempat menginap Anda setelah puas menikmati pasir hitam di pantai. Jika Anda tidak menginap, setelah enjoy di pantai ini, tidak ada salahnya kalau Anda mampir mengisi perut di Rumah Makan Putih di sekitar Pantai Yeh Gangga, dengan menu utama mereka ayam panggang. Semua fasilitas itu akan melengkapi liburan Anda setelah refreshing dan menikmati hitamnya pasir di Pantai Pasut.

Tuesday, January 28, 2014

Pantai Yeh Gangga

Bagi anda yang suka traveling dan kebetulan sedang mecari tempat yang tenang datanglah ke Pantai Yeh Gangga, pantai yang terletak kurang lebih 9 kilometer dari Tanah Lot, Tabanan ini memberikan pemandangan sunset yang menawan namun memiliki laut yang sedikit berbahaya, cocok untuk para surfer. Pantai yang banyak di lalui aliran sungai  kecil dan kemudian bermuara kelaut, selain itu sisi selatan dari pantai merupakan hamparan sawah yang berwarna hijau sungguh perpaduan warna yang menarik dan akan memanjakan mata anda untuk tetap menjelajahi setiap lekuk pesisir pantai berpasir lembut dan berwarna abu-abu, indah.
Yang unik di pantai ini adalah sesosok batu yang tak begitu besar yang ternyata adalah sebuah pura yang bernama Pura Batu Bolong, layaknya Pura Tanah Lot namun dengan ukuran yang lebih kecil, tepat di ujung depan batu terdapat tangga kayu yang menjadi satu-satunya jalan untuk bisa menaiki batu yang perkasa tersebut. Barang kali banyak pura yang bernama sama namun yang membedakan pura ini adalah ukuran batu yang tak terlalu kecil pun lubang yang ada di dalam batu. Anda akan terpesona jika bisa melihat pancaran sunset yang keluar tepat berada di dalam lingkaran batu pura tersebut.



Selain menjadi tempat sembahyang bagi para Bhakta umat Hindu terutama di Pura Batu Bolong-nya, Pantai Yeh Gangga juga paling sering menjadi tempat untuk melakukan upacara Melasti dan upacara pelepasan abu kremasi akhir dari upacara Ngaben. Jika anda beruntung ini akan menjadi pegelaran budaya yang menarik karena biasanya upacara di hadiri oleh ratusan umat Hindu lengkap dengan Gambelan yang mengirinigi selama prosesi berlangsung.

Sumber : http://dedotblog.wordpress.com  dan dari berbagai sumber

Desa Pejaten

Desa Pejaten terletak di kecamatan Kediri, Tabanan dan juga dekat dengan objek wisata Tanah Lot . Dari Denpasar, dapat ditempuh dalam 45 menit perjalanan. Desa ini dikenal dengan gentengnya.Industri genteng Pejaten yang digeluti masyarakat Desa Pejaten, Kecamatan Kediri sejak turun temurun sejatinya memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata alternatif dan genteng khas desa Pejaten juga telah dikenal sampai masyarakat luar Bali.
Desa ini dekat dengan objek wisata lain seperti Pantai Yeh Gangga, Pantai Langudu dan Pura Puseh Desa Adat Bedha. Desa Pejaten ini diapit dua sungai dengan luar kira-kira 1,5 km persegi. Kesan desa ini adalah jauh dari peradaban dan teknologi modern. Namun, masyarakat disini telah menambang tanah liat merah (bahan dasar keramik) sejak awal berdirinya desa dan mereka bereksperimen sendiri dalam membuat Kerajinan Gerabah, sampai akhirnya persediaan tanah merah tersebut menipis pada tahun 80-an.
Tembikar tersebut tidak termasuk dalam masa lalu dari desa Bali tradisional, karena mereka anggap najis. Oleh karena itu mereka tinggal bersama dan tinggal di desa khusus, seperti Pejaten, di Kabupaten Tabanan. Orang-orang miskin, mereka hanya memiliki tanah yang mereka hidup dan tidak memiliki sawah. Setiap keluarga memiliki tembikar sendiri kecil. pot yang dibuat dengan tangan, pada roda-tangan lambat. Dibuat dalam api terbuka, ditutupi oleh jerami padi. Produk, kebanyakan memasak dan disimpan kapal, tetapi juga ware upacara untuk kuil-kuil mereka, dibawa ke pasar terdekat untuk dijual. Dengan diperkenalkannya plastik dan aluminium permintaan untuk penurunan pot keramik dengan cepat.

Bentuk Keramik 









Yang menarik dalam pembuatan genteng khas Desa Pejaten ini adalah tanah yang diolah berasal dari tanah sawah. Kemudian diproses dalam suatu tangki untuk melembutkan dan meliatkan. Selanjutkan dimasukan kedalam mesin untuk dibentuk tanah kotak persegi sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Lempengan ini yang siap dicetak atau dibentuk dengan mesin pencetak.
Lempengan yang telah dicetak itu dijejer dalam rak palet, satu cetakan satu tempat, kemudian dikeringkan selama 1 minggu. Proses terakhir adalah, cetakan yang sudah kering itu dimasukan dalam oven bersuhu 1400 derajat celcius selama 1 minggu tanpa henti sehingga tanah berubah warna dan menjadi kuat. Dalam satu rumah pembakaran dapat dimasukan +/- 6000 buah genteng.  Cara membakarnya pun masih menggunakan kayu, metode ini yang membuat genteng Pejaten menjadi khas.
Jenis genteng juga ada bermacam-macam, yang digemari adalah jenis Morano dan Plengkong. Harga genteng dijual dengan harga kurang lebih  Rp. 1.600 – Rp. 2.000,- per-buah. Saat ini melayani untuk konsumen daerah Jakarta, Bogor dan sekitar.
Anda juga dapat bergabung untuk perjalanan khusus dirancang untuk mempelajari lebih lanjut tentang kerajinan genteng dan melihat atap  khas dan barang dari desa Pejaten. Dekat desa Pejaten tersedia Bali Beach Bungalows jika Anda ingin menginap dan rumah makan yang murah dan halal yakni Rumah Makan Putih dengan menu special ayam bakar. Kedua tempat itu terletak di sekitar Pantai Yeh Gangga, sekitar 600 m dari Desa Pejaten.

Sumber : http://tabananeksotis.wordpress.com

Monday, January 27, 2014

Okokan Tabanan

Okokan adalah instrumen semacam bel berukuran raksasa yang dibuat dari kayu yang dijadikan alat komunikasi oleh kelompok masyarakat di desa-desa terpencil. Instrumen yang sama, namun dengan ukuran yang lebih kecil disebut kroncongan yang biasa dipasang di atas pohon untuk mengusir binatang--binatang perusak tanaman kelapa, sebagai kalung ternak (sapi maupun kerbau).

Atas prakarsa masyarakat Baturiti (kabupaten Tabanan) dan Tegalalang (Kabupaten Gianyar) di mana terdapat cukup banyak instrumen okokan, alat-alat bunyi ini ditata menjadi sebuah barungan yang disebut Okokan atau Grumbungan.
Ada sedikitnya 30 buah okokan dalam barungan ini. Ada sejumlah pemain yang memainkan sebuah okokan secara lepas-lepas dan ada pula setiap dua orang merangkai 2 alat menjadi satu unit yang diusung oleh dua orang. Penabuh yang sekaligus pengusung mengambil posisi dibelakang okokan dan membunyikannya dengan cara mengocoknya. Selain okokan dalam barungan ini juga dimasukkan dua buah kendang, 1 buah kajar dan sejumlah instrumen pukul lainnya. Musik yang ditimbulkan barungan berukuran besar ini sangat ritmis dan bersuasana magis. Sejak permulaan Pekan Kesenian Bali, Okokan selalu ditampilkan dalam acara pawai pembukaan pada pesta budaya tahunan ini.


Okokan di masa lalu adalah sebuah kegiatan mistis untuk mengusir wabah penyakit. Saat senja penduduk berkeliling desa untuk mengusir roh-roh jahat yang menyebarkan wabah penyakit. Mereka membawa semacam kentongan bambu dan dipukullah bertalu-talu yang melahikan bunyi-bunyian.

Di Penebel bukan kentongan bambu yang dibawa, tetapi okokan yang biasa tergantung di leher sapi. Boleh jadi masalah mistis itu sudah hilang atau tidak dilakoni lagi oleh masyarakat, tetapi tontonan seninya telanjur bagus dan kemudian dipelihara sebagai warisan seni.  

isamping pada acara-acara religius Okokan juga dipentaskan saat-saat ada event-event tertentu seperti Pesta Kesenian Bali, Bahkan sering juga dipentaskan di Hotel untuk menghibur para tamu yang ingin menikmati kesenian tradisi.

Dalam pementasan kesenian okokan mengambil cerita Cupak.

Okokan juga dilengkapi alat-alat musik Bali lainnya untuk menambah indah dan uniknya suara Okokan, antara lain gong, kendang, tawa-tawa, dan lain-lainya.


Kesenian Okokan terdiri dari beberapa alat musik tradisi yang diambil dari alat-alat yang dipakai para petani seperti :
  • Okokan yaitu kalong keroncongan sapi
  • Teng – teng yaitu bekas cangkul petani
  • Kulkul yaitu alat yang dipakai untuk menghalau burung atau tetengeran di ladang oleh petani.
    sumber : babadbali.com dan berbagai sumber
 

Pantai Muaya